Ada beberapa alasan kuat saya memberi score 9.1/10 untuk One Piece Live Action yang rilis pada 31 Agustus 2023 kemarin, dengan menayangkan 8 episode di session pertama. Sebagai penggemar komik manga dan anime One Piece saya bisa memberikan penilaian, termasuk dari sudut pandang beberapa fans.
Sepertinya belum ada nilai yang sempurna 10/10 untuk sebuah film, tapi cukup banyak nilai di IMDB yang mencapai 9.0/10 salah satunya adalah The Dark Knight. Sampai saya menulis ini di IMDB sendiri mendapatkan score 8.5/10 dan 95% rating di Rotten Tomatoes.
Tokoh Pemeran Dipilih Oleh Oda Sensei Langsung
Sudah banyak yang tahu jika para pemeran tokoh Luffy, Zoro, Sanji, Nami, dan Ussop dipilih oleh Oda Sensei termasuk karakter lain seperti Grap, Coby, Helmepo, Buggy, Mihawk dan tokoh-tokoh lain. Sehingga sebagai fans One Piece bisa dikatakan 90% puas dengan pemeran karakter tokoh.
Jadi tidak perlu saya bahas panjang karena ini memang kelebihan yang paling utama menentukan kesuksesan One Piece Live Action Netflix. Semua fans tentu sudah tahu
Alur Cerita yang Lebih Jelas untuk Dipahami
Alur cerita adalah kekuatan sebuah film, agar bagaimana penonton bisa paham dan terbawa dengan arus cerita ini sangat ditunjukkan di One Piece Live Action.
Mungkin banyak yang tidak sadar di penekanan tokoh perompak/bajak laut dan Marine, di awal cerita sangat ditekankan agar penonton bisa paham. Penekanan tentang bermacam-macam karakter bajak laut, ada perbedaan bajak laut jahat dan baik seperti Luffy.
Begitu juga peran Marine mengapa menjadi agen yang memburu bajak laut bisa ditunjukkan di awal kisah tentang kengerian seorang Buggy. Bahkan kita bisa merasakan Buggy lebih sangar dan terasa jahat di live action daripada di anime.
Kemudian apa latar belakang Luffy menjadi bajak laut karena dia mengidolakan Shanks yang baik, begitu juga kru lain yang bergabung mereka mempunyai tujuan dan cita-cita masing-masing.
Di Live Action Bisa Mempersingkat dengan Mengambil Inti Cerita
Banyak yang mengkritik terlalu banyak bagian di anime yang dipotong dan terkesan dipercepat. Tapi justru itulah yang jadi nilai lebih di live action dimana cerita yang kurang penting di potong.
Dari episode 1 Romance Dawn kita sudah bisa merasakan bagaimana Netflix dan Eichiro Oda membuat fokus cerita pada cita-cita Luffy dan ciri khas dari kru yang direkrutnya di awal.
Luffy bertemu dengan Coby, kemudian bertemu Zoro semua karakter memperkuat "nilai sebuah cita cita" dan berhasil memadukan beberapa chapter menjadi satu episode.
Banyak juga yang bertanya ketika di Baratie mengapa Don Krieg tidak melawan Luffy seperti di Manga, karena tentu saja untuk menunjukkan keberadaan dan kekuatan Dracule Mihawk lebih penting untuk alur kedepan.
Ikut serta Sanji di kelompok Luffy bukan karena Don Krieg, tapi drama dengan Zeff tentang sebuah cita-cita tentang keberadaan All Blue, sehingga masuk akal jika Don Krieg ditunjukkan cukup dikalahkan Mihawk.
Membuat Karakter Tokoh Lebih Kuat daripada Penampilannya
Banyak sekali yang mempertanyakan mengapa hidung Usopp tidak panjang dan alis Sanji tidak melengkung.
Di live action jelas ingin menunjukkan peran karakter tokoh lebih dari sekedar penampilan, inilah kelebihan live action dibandingkan anime.
Jika kita mengikuti sejak awal cerita One Piece pasti belum menemukan tentang kekuatan dari bentuk karakter misalnya pada hidung panjang Usopp dan juga alis Sanji kecuali saat bertemu dengan Germa.
Karakter Ussop yang sejak awal di desa Syrup terkenal pembohong bisa jadi menjadi ide hidung panjang seperti Pinokio, tetapi di Netflix bisa membawakan karakter pembohong yang menyenangkan.
Di manga dan Anima cerita-cerita bohong Usopp termasuk senjata bohong seperti ketika melawan Perona, atau saat bercerita kepada pasukan Tonttata Dresrosa, karakter bohongnya menjadi nilai kekuatan sendiri, bukan suatu hal yang buruk sehingga hidungnya tidak perlu panjang.
Begitu juga karakter Sanji yang cepat cari perhatian di depan wanita ditunjukkan sejak awal ketika bertemu Nami di resto Baratie dan saat bertemu dengan Nojiko.
Tidak Sekedar Efek CGI
Mengapa One Piece menjadi manga paling digemari sampai 20 tahun lebih?
Jelas karena cerita, karakter, dan kisah yang sangat hebat, bahkan kisahnya banyak kemiripan di dunia nyata. Itulah sebabnya Netflix pasti punya tanggung jawab menampilkan kisah yang sebaik mungkin, bukan sekedar efek CGI saja.
Jika kita teliti lebih dengan apa yang disampaikan sangat jelas, bahwa East Blue sebagai bagian daerah kemunculan bajak laut amatir yang semua punya tujuan Grand Line.
Bagaimana kemunculan Alvida sebagai bajak laut amatir langsung kalah dengan Luffy, kemudian Arlong dan Buggy sudah saling berkaitan, dan juga Don Krieg yang begitu cepat hancur oleh Mihawk itu menunjukkan area East Blue saat itu.